Album-Singles

MENU

Sigma Entertainment. Powered by Blogger.

Konsultasi Nasyid Bersama Yedo Kurniawan. "Banyaknya Nasyid Yang Tidak Berruh".


Assalamualaikum wr wb
Perkenalkan saya Hafiz dari salah satu fakultas di Universitas Riau.
Kenapa sekarang ini lagu lagu nasyid banyak yang tidak berruh, dan terkesan cengeng, berbeda dengan lagu-lagu harokah yang ada, semoga ini menjadi evaluasi tersendiri bagi munsyid sekarang ini

terima kasih atas jawabannya

Wa'alaikumussalam wr wb
Sebelumnya saya berterima kasih atas banyaknya email yang masuk untuk berkonsultasi nasyid, buat saudara hafiz terima kasih atas pertanyaannya yang menurut saya ini adalah suatu hal yang mendasar dan sering menjadi pertanyaan dikalangan aktifis dakwah.
Tidak bisa dipungkiri perkembangan nasyid yang pada awalnya hanya dikalangan tertentu saja sekarang sudah mulai menjamur, bahkan corak dan ragam bisa kita saksikan saat ini dengan tim bergenre acapella, acapella jazz, beat box, maupun tim dengan genre music instrument, romantic nasyid, bahkan nasyid lagu pergerakan yang lebih dikenal dengan lagu-lagu harokah.
Rasanya apa bila kita menvonis lagu nasyid saat ini tidak memiliki ruh dan bersifat ‘cengeng’ adalah statement yang tidak beralasan. Karena allah menciptakan kita dengan karakter yang berbeda, dengan perbedaan itulah sesungguhnya kita saling mengenal dan menjadi kaya akan warna. Penyampaian dan penerimaan dakwah juga setiap orang tidak ada yang sama, ada seseorang yang dengan bermuhasabah, dengan kata-kata lembut ia tersentuh dan menyadari akan kekuasaaan allah, ada yang dengan menyampaikan peringatan-peringatan dan azab allah dengan lugas dan tegas seseorang baru merasakan betapa besarnya kekuasaan Allah, begitu juga dengan nasyid, semua lagu bergenre islam dan thausiyah adalah bagus, dan untuk penerimaan dari audiens belum tentu semua lagu bisa diterima baik oleh audiens, bercerita suka dan berruhnya suatu lagu adalah bercerita hati dan rasa menyampaikan lagu itu sendiri. Sungguh tidak tepat mengatakan lagu harokah dan lagu dengan rentak semangat disebut sebagai satu-satunya lagu berruh, karena penerimaan dari masing masing individu yang mendengarkan itu berbeda dan masalah suka atau tidak suka itu adalah masalah hati, ada orang dengan lagu-lagu dengan tempo midle dan syahdu baru bisa merasakan berruhhnya suatu lagu. Menurut saya masalah berruh atau tidak berruhnya suatu lagu, biarlah allah sebagai penilai, karena membuat suatu karya dan terus berkarya jauh lebih sulit dari pada menjastice suatu lagu baik atau buruk. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana kita bisa terus berkarya dengan keterbatasan yang ada.
Tetap semangat buat sang pembelajar sejati

-----------------------------------------------------------------
KONSULTASI NASYID
BERSAMA MANAGER SIGMA
Yedo Kurniawan / Praktisi dan Pelatih Nasyid Riau
email: yedo.kurniawan@pertamina.com
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
6 Komentar untuk "Konsultasi Nasyid Bersama Yedo Kurniawan. "Banyaknya Nasyid Yang Tidak Berruh"."

Jawabannya perlu dikritisi.
1. Nasyid pertama kali berkembang di Indonesia adalah Nasyid Haraki (Tim Nasyid Tauhid (LIPIA)-era 80an).

2. Baru di era 90-an, selain Nasyid Harakah (Izzatul Islam-FMIPA UI), mulai berkembang pula Nasyid bergenre lain namun masih sangat kental ruhiyahnya, karena selain dibidani oleh aktivis dakwah pergerakan, juga memiliki syair yang syarat makna (Bijak, Nuansa, Suara Persaudaraan, Harmony Voice, Mupla dll). Bahkan dimasa tersebut, SNADA (FISIP-UI) masih cukup kental ruhiyahnya dan nuansa pergerakannya.

3. ...

3. Dimasa awal reformasi (akhir 90-an), diawali oleh genre POP yang dikembangkan oleh SNADA, mulai merebaklah berbagai genre "nasyid" dengan lebih memfokuskan pada harmoni, namun kering makna, karena hanya berkutat pada tema yang itu-itu saja (Cinta-Persahabatan-Gaul), jarang sekali yang mengangkat tema Pergerakan dalam syairnya. Pada masa ini, Izzatul Islam mulai memperkenalkan Nasyid Haraki dengan beat yang lebih bersahabat dengan tempo yang lebih moderato. Dimasa inilah Tim Nasyid Gradasi terlahir. Demikian pula hasil metamorfosa Mupla menjadi Muplavoix.

4. Di awal Abad 21 (era 2000-akhir 2010) nasyid berkembang pesat. Seiring pertumbuhan eksponensial kader/penggiat da'wah sekolah dan da'wah kampus. Di masa inilah Nasyid mengalami degradasi makna. Pada awalnya Nasyid (sesuai sejarah Nasyid itu sendiri) dimaksudkan untuk menggerakkan jiwa-jiwa pendengarnya untuk ber amar ma'ruf nahyi munkar, namun pada masa ini, nasyid seakan tidak lebih menjadi sebatas hiburan alternatif, sehingga secara umum miskin dari ruh, terlebih karena penyaji nasyid semakin sedikit diantara mereka yang tersibghah oleh Da'wah Pergerakan sebelum bernasyid.

5. ...

5. Istilah Nasyid Harakah sebagai Nasyid berentak semangat an-sich adalah sebuah penyempitan makna. Disebut sebagai Nasyid Harakah, adalah karena pelakunya (munsyid), syairnya, pembawaannya, aransemennya mewakili Dakwah Pergerakan. Beat-nya tidak selalu semangat, karena ada syair-syair harakah yang tidak tepat bila ditampilkan dengan penuh semangat. (Sebagai contoh simak warna Nasyid Izzatul Islam sebagai pelopor Nasyid Harakah yang nasyid-nasyidnya sangat berwarna, ada yang keras, ada yang lembut, ada yang melankolik, ada pula yang rampak, ada yang tanpa alat musik, ada pula yang tidak menggunakan alat musik, ada yang etnis, ada pula yang klasik).

6. Perihal Ruh dalam setiap nasyid, tidak pula dapat serta merta diserahkan penilainnya pada Allah SWT semata. Ruh dalam sebuah nasyid muncul karena pelantunnya memaknai hakikat syair yang dilantunkannya sekaligus diaplikasikan dalam kehidupan sang munsyid. Qaulan Syadida dan Qaulan Layyina sangat bergantung pada sikap dan pemaknaan Al Qur'an dan As Sunnah dalam keseharian seorang munsyid. (Bisa dilihat kualitas pancaran ruh dalam perkembangan karya Nasyid SNADA (era awal 90-an (era Muslim Watashiwa) hingga saat ini), bisa kita cermati bersama dinamika kualitas ruh didalamnya)

7. ...

7. Saya membenarkan bahwa memang Nasyid Harakah dengan rampak semangat bukanlah satu-satunya Nasyid yang memiliki Ruh, sebagaimana di awal 90-an ada Tim Nasyid Bijak (IPB), Nuansa (IPB), Suara Persaudaraan (Unibraw-Unair), Harmony Voice (STAN). Nasyid-nasyid mereka kental akan nilai ruh walau tidak dibawakan dengan rampak semangat. Bahkan bila kekuatan ruh mereka dikonversi berupa semangat, maka semangat ruh di dalam nasyid mereka memiliki kesetaraan kualitas dengan Tim nasyid harakah semacam Izzatul Islam, bahkan dengan tim Nasyid harakah yang muncul di era 200-an semacam Ar Ruhul Jadiid, Shoutul Harakah, Generasi Rabbani, I.R.A, BRIGIF, dll.

8. Apapun alasannya, kualitas ruh dari setiap produk nasyid tetaplah menjadi kunci atas baik-buruknya produk nasyid tersebut. Terlepas dari kemampuannya menggerakkan hati dan jiwa pendengarnya untuk menjadi muslim yang lebih bersemangat mempelajari dan mendalami Islam, setiap munsyid haruslah terlebih dahulu berkecimpung dengan aktifitas pergerakan da'wah itu sendiri, sekaligus mengentalkan pemahamannya ata Al Qur'an dan As Sunnah.

9. ...

This comment has been removed by the author. - Hapus

9. Baik-buruknya lagu memang hanya terbatas pada kualitas aransemen, syair, recording, packaging dan marketing. Namun baik-buruknya nasyid selain lima hal tadi juga dipengaruhi oleh kualitas ruhiyyah, mentalitas dan konsistensi penggiat nasyid itu sendiri pada Nilai-nilai Islam yang Syamilan Mutakamilan... Inilah pembeda yang krusial, yang membedakan Nasyid (apapun genre dan warnanya) dengan genre musik pada umumnya. Inilah pula mengapa Kris Dayanti-GIGI-Soneta-Ungu tidak bisa dikategorikan sebagai Munsyid kecuali hanya sebatas pelantun lagu rohani Islam. Jadi apapun Genre-nya bahkan genre haraki yang penuh semangat sekalipun, bila tidak memiliki ruh...lebih layak disebut sebagai pelantun lagu rohani islam, walau dari segi kualitas jauh bila dibandingkan dengan Ungu, GIGI, Wali...dll...

Lebih-kurangnya mohon ma'af. Semoga bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua. Saya hanya hamba Allah yang mencoba memperhatikan dan mengamati perkembangan nasyid di Nusantara sejak era 80-an.

Bila Nasyid berikut munsyidnya tidak lagi membawa nilai-nilai ruhiyyah apalagi tidak On-Mission...maka sebut saja mereka pelantun Lagu Rohani Islam. Karena Nasyid tetap berbeda dari hulu hingga hilirnya.

Wallahua'lam bishshowab.

Abu Mubarak Al-Firdausi
el.firdausi@gmail.com

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top